MENGAPA KITA SHOLLAT

Shalat adalah salah satu rukun Islam. Bahkan Muhammad SAW menjelaskan bahwa shalat adalah tiang agama.
Bila seseorang mengerjakannya berarti ia telah menegakkan agama. Sebaliknya bila ia meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan agamanya. (al-Hadis)
Paling tidak ada lima alasan mengapa kita harus shalat:
1. Sebagai konsekuensi dari keimanan kita kepada Allah SWT, maka kita harus mengabdi kepada-Nya. Shalat adalah cara paling sempurna dan paling lengkap dalam mengabdi kepada Allah.
2. Dalam kehidupan, kita selalu membutuhkan pertolongan dari Tuhan, apalagi kalau kita sedang menghadapi kesulitan. Komunikasi yang paling efektif dengan-Nya untuk meminta pertolongan adalah shalat.
3. Shalat adalah identitas pembeda antara orang yang beriman dengan yang tidak.
4 Shalat dapat menjadi perisai bagi seseorang dari keterjerumusannya pada hal-hal dan prilaku negatif. Jika seseorang terlanjur terjerumus, dengan shalat selalu ada “jendela” baginya untuk taubat dan keluar dari keterjerumusannya.
5. Dengan shalat hati seseorang akan menjadi lapang serta kerumitan pikiran pun akan menjadi longgar.
Dari alasan-alasan itu, maka shalat sebenarnya adalah kebutuhan manusia kontemporer, bukan beban bagi mereka.
Sebab bagaimana pun hebat dan tingginya kemampuan seseorang, selalu ada titik lemah yang membuatnya membutuhkan pertolongan. Pertolongan paling bermakna adalah pertolongan Tuhan. Cara paling baik meminta pertolongan kepada Tuhan adalah dengan shalat. Semoga kita menjadikan shalat sebagai penolong dan perhiasan dalam kehidupan kita.

ketahuilah bahwa tidak ragu lagi  sholat adalah permata hati para pencinta, dan kelezatan ruh para ahli tauhid, taman bagi ahli ibadah dan kelezatan jiwa orang-orang yang khusyuk, dan sholat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hambanya yang beriman.
Allah telah menunjukkan sholat kepada hambanya melalui RasulNya yang benar, sebagai rohmat bagi mereka, kemuliaan bagi mereka, supaya mereka mencapai kemuliaan dengan sholat, kemenangan bertaqarrub kepada Allah, bukan karena Allah perlu  kepada mereka, tetapi murni karunia Allah kepada mereka, dimana mereka dapat beribadah kepada Allah dengan seluruh jiwa dan raga mereka. Dan Allah menjadikan hati yang mengenal hakikat sholat sebagai hati yang paling sempurna. Yaitu ketika dia menghadap kepada Robnya, dan gembira menikmati kelezatan bertaqarrub dengan Nya, meninggalkan semua sesembahan selain-Nya dan ketika dia menegakkan ubudiyah kepadaNya. Memenuhi semua hak ubudiyah kepadaNya secara lahir maupun batin sehingga dia menegakkan sholat sesuai yang di ridhoi oleh Allah.
Adik-adikku, ketika Allah menguji hambaNya dengan nafsu dan syahwat dengan perkara yang masuk kedalam dirinya atau keluar darinya, kesempurnaan rahmatNya dan ihsanNya kepada hambanya menuntut untuk menpersiapkan bagi hambanya satu hidangan yang mengandung segala macam anugerah dan kebaikan, dimana Dia menyeru hambaNya kepada hidangan itu lima kali sehari, dan Dia menjadikan pada setiap macam hidangan tersebut, kelezatan, manfaat, dan maslahat bagi hambaNya.sehingga sempurnalah kemuliaan yang diperoleh hambaNya dengan cahaya khusus dari hidangan yang diberikan Allah, karena sesungguhnya sholat merupakan cahaya dan kekuatan dalam hati dan raganya dan kelapangan rizkinya, dan kecintaan makhluk Allah kepadanya, bahkan para malaikatpun senang dengannya demikian pula bumi dan gunungnya dan pepohonanya, sungainya semuanya menjadi cahaya dan pahala khusus baginya pada hari bertemu Robnya.
Kemudian ketika tamu undangan ini keluar dari hidangan, dia telah merasa kenyang dan puas padahal sebelumnya dia mengalami kelaparan, kekeringan, tandus, haus, dan rasa sakit, setelah keluar dia merasa segar dan senang karena telah terpenuhi rasa haus dan laparnya.
Adik-adikku, karena kegersangan selalu menimpa hati kita, maka seruan kepada hidangan ini pun datang dari waktu ke waktu dengan kontinyu sebagai rohmat dariNya. Sehingga hati sentiasa tersirami, dengan memohon kepada yang ditanganNya siraman hati sehingga tumbuhan keimanan, tanaman kebaikan dan buahnya tidak mengering dan unsur tanaman yang berupa ruh dan jiwa tidak terputus. Ini karena seorang hamba selalu mengadu kepada Robnya akan kekeringan dan kegersangannya dan perlunya kepada siraman rahmatNya, maka inilah makanan hamba diwaktu hidupnya.
Adik-adikku, ketahuilah bahwa kegersangan yang menimpa hati adalah kelalaian, selama seorang hamba dalam keadaan ingat kepada Allah maka siraman rahmat turun kepadanya seperti hujan yang terus menerus turun.Ketika dia lalai maka kegersangan kembali menimpanya.sehingga ketika kegersangan semakin mencengkeram kokoh maka bumi menjadi rusak dan mati.dan dorongan syahwat mendatanginya dari setiap penjuru.
Adik-adikku, ketahuilah hati akan menjadi kering dan gersang jika kosong dari tauhidullah, dan kecintaanNya, dan ma’rifahNya, dan dzikir kepadaNya,yang  lama-kelamaan hati akan ditimpa kepanasan jiwa, dan api syahwat, yang kemudian akan menghalangi anggota badan untuk bergerak, maka setelah itu raga dan pohon tidak layak kecuali untuk api.
Namun ketika hati senantiasa tersirami dengan siraman rahmat, maka raga menjadi lunak dan basah, maka jika engkau menuntunnya kepada perintah Allah maka dia akan taat.
  
Allah menciptakan manusia untuk tujuan menghambakan diri kepadaNya dengan seluruh jiwa raganya, maka apabila dia telah memenuhi tujuan ini maka dia seperti orang yang mengolah tanahnya dengan baik, lalu menanaminya dengan bermacam tanaman dan tumbuhan, lalu menjaganya dari hal-hal yang merusakknya, maka tanahnya menjadi subur dan menghasilkan buah-buahan yang baik, dengan demikian hati menjadi tenang dan tenteram sebagaimana sabda Rasulullah  dalam hadits yang diriwiyatkan Imam Ahmad :

يَا بِلَالُ أَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ

Artiya : “ Wahai Bilal, tenteramkan hati kita dengan sholat “  

Namun apabila dia tidak mengerahkan seluruh jiwa raganya untuk ibadah, bahkan hanya untuk memenuhi kemauan hawa nafsunya, maka dia tidak memenuhi tujuan penciptaannya, sepeti orang yang memiliki tanah, namun tidak diolah, hanya dijadikan tempat pembuangan sampah dan bangkai, tempat binatang liar dan buas, maka tanah tersebut tidak mendatangkan manfaat, bahkan bisa mendatangkan bahaya dan berbagai macam penyakit.
Dan sholat merupakan satu sarana yang untuk mengoptimalkan pemanfaatan jiwa dan raga kita dalam beribadah kepada Allah baik secara lahir maupun batin.
Adik-adikku, jadi rahasia dibalik sholat adalah menghadapkan hati kita kepada Allah, menghadirkan seluruh jiwa dihadapanNya, maka apabila kita tidak menghadapkan segenap jiwa raga kita kepadaNya, bahkan kita sibuk dengan selainNya, maka kita sepeerti orang yang mendatangi pintu penguasa untuk memohon maaf kepadanya disertai dengan segala persiapan dan kata-kata yang indah, namun ketika sampai di pintunya, kita berpaling darinya, kita disibukkan dengan hal lain, padahal sang penguasa menyaksikan kita.
Maka dalam keadaan seperti ini, Allahpun enggan melimpahkan rahmat, kebaikan dan karuniaNya kepada kita.

“Maaf, Bapak Doktor, kenapa anda tidak sholat? Dia menjawab: “Kalau saya sholat maka anda dan kawan anda yang rugi. Tapi kalau saya tidak sholat maka Allah pun tidak akan merasa rugi karena Dia Maha Kaya”. Akhirnya penanya tersebut terdiam. Begitulah dia membodohi dirinya dan orang-orang di sekitarnya.
Tapi bagi mereka yang meyakini bahwa hidup adalah sebuah perintah dan perjanjian, maka shalat bukan sekedar ritualitas tapi menjadi sebuah kebutuhan dan kewajiban yang harus dijalaninya dalam kondisi apapun sebagaimana disebutkankan dalam Al-Quran bahwa tujuan hidup kita adalah semata-mata untuk beribadah pada-Nya: “.. dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku.” (QS Adz- Dzaariyat: 56) Imam Ali menegaskan bahwa maksud dari ayat tersebut adalah: “bahwa Aku akan memerintahkan mereka untuk menyembah Ku dan memanggilnya untuk beribadah kepada Ku”.
Sholat adalah ibadah yang harus dilakukan oleh seluruh anggota tubuh, baik anggota material maupun non material, baik yang dilakukan oleh pikiran dan hati seperti niat, ketulusan, khusyu’, tunduk, perasaan senantiasa diawasi dan lainnya; baik yang dilakukan oleh lisan seperti membaca syahadat, tasbih, tahmid, takbir, alfatihah dan lainnya; dan baik yang dilakukan oleh anggota tubuh lainnya seperti berdiri, ruku, sujud, duduk dan lainnya. Artinya bahwa sholat menuntut semua anggota tubuh kita baik yang sifatnya material ataupun non material terlibat dalam irama sholat. Dan apabila salah satu dari anggota badan tubuh tersebut tidak terlibat maka sholatnyapun menjadi cacat. Hal itu yang diungkapakan rasulallah dengan istilah almuflis fissholat (orang yang bangkrut dalam sholat), yaitu orang yang pikirannnya melayang-layang ketika sholat sehingga ada fase-fase yang seharusnya konsentrasi penuh malah menjadi terbagi-bagi. Dalam kondisi seperti ini wajar bila target dari sholat tidak tercapai.
Untuk mengukur sejauh mana sholat itu bisa memenuhi standar dan kriteria, maka hal tersebut bisa dilihat dari indikasi-indikasinya, hal itu diungkapkan dalam Al Quran: “dan lakukanlah sholat, sesungguhnya sholat itu bias mencegah kekejian dan kemungkaran” (QS Al-ankabut: 45). Dalam ayat lain disebutkan: “sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan watak selalu berkeluh kesah, apabila dia ditimpa bencana maka dia ada dalam ketakutan dan apabila ia mendapatkan kebaikan maka dia lupa diri kecuali orang-orang yang suka sholat, yaitu orang-orang yang selalu menjaga sholatnya” (QS Al-Maarij: 19-23). Dan dari Abdullah bin Amru bin Ash ra: suatu ketika Rasulallah saw menyebutkan kemudian beliau bersabda kepadanya: “barang siapa yang selalu melaksanakan sholat, maka dia akan mendapatkan cahaya, burhan (bukti yang kuat) dan keselamatan dan barang siapa yang tidak melaksanakan sholat maka dia tidak akan mendapatkan cahaya, burhan dan keselamatan dan dia akan hidup pada hari kiamat bersama Qorun, Firaun dan Ubay bin Kaab.”
Sesungguhnya Allah tidak sematamata memerintahkan sholat kecuali untuk kebaikan umatnya bahkan sholat itu sendiri menjadi pelipur lara dan penghubung diri dengan sang penciptanya. Hal itu diungkapkan dalam Al Quran: {wahai orang-orang yang beriman, mintalah bantuan - untuk memudahkan urusanmudengan kesabaran dan sholat} QS Al Baqoroh: 153, kemudian dipertegas lagi dalam ayat 45-46: {dan mintalah tolong dengan kesabaran dan sholat, karena sesungguhnya keduanya sangat besar bagi mereka yang khusyu dalam melaksanakan sholatnya, bagi mereka yang yakin akan bertemu Allah dan bagi mereka –yang yakin– bahwa mereka akan kembali kepada- Nya}. Dan hal itu dipertegas oleh rasulallah saw: “sesungguhnya aku mendapatkan ketenanganku dalam sholatku”. Hal-hal ini kemudian memberikan ilham bagi para sufi untuk menyimpulkan: “barang siapa yang ingin berbicara dengan Allah maka bacalah Al Quran dan barang siapa yang ingin diajak berbicara dengan Allah maka laksanakanlah sholat.
Di samping itu, sholat pun mengajarkan kepada kita hal-hal esensial bagi sebuah kehidupan yang dinamis, antara lain:
- Kedisiplinan. Hal itu bisa dilihat dari waktu-waktu yang telah ditentukan dan larangan untuk keluar dari waktu yang sudah ditentukan tersebut: {sesungguhnya sholat itu bagi orangorang beriman adalah kewajiban yang telah ditentukan} An Nisa: 103.
- Teratur. Hal itu nampak pada aturan sholat yang harus dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Semua tata cara itu harus berurutan dan dilakukan secara teratur dan tidak boleh dilakukan dengan acak. Pola yang mengajarkan kita untuk hidup teratur, terarah dan ter-manage.
- Kebersihan. Hal itu nampak dalam syarat-syaratnya, di mana untuk mendapatkan sholat syah harus dimulai dengan membersihkan diri seperti dengan wudhu/mandi membersihkan pakaian, membersihkan tempat sholat dan lainnya. Pola hidup yang bersih menjamin hidup sehat dan dinamis.
- Olah badan. Hal itu nampak dalam gerakan-gerakan sholat yang menyentuh semua organ tubuh, dari mulai kepala sampai kaki sehingga menurut sebuah penelitian barang siapa yang menjalankan sholat dengan baik dan teratur maka dia tidak akan kena penyakit apa pun karena sholat sudah mengatur pergerakan tubuh agar berjalan normal.
- Penghormatan. Hal itu nampak pada fase-fase penghormatan dari mulai posisi berdiri sampai posisi yang terendah dimana kondisi berada sebagai hamba yang tak berdaya dengan menundukkan kepala ke tanah.
- Bersosial. Hal itu nampak ketika sholat jumat atau sholat Ied dilaksanakan atau sholat fardu dilaksanakan di masjid dan secara berjamaah. Kebersamaan yang akan melahirkan jiwa sosial yang tinggi.
- Dan hal-hal positif lainnya.
Semua faktor positif ini tidak akan dicapai dan diraih bila kondisi dan cara sholat kita tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulallah. Sholat adalah sesuatu perintah yang harus sesuai dengan tujuannya: sabda rasulallah saw: “Sholatlah sebagaimana aku melaksanakan sholat.”
Sholat dengan urgensitasnya yang sangat vital dan penting bagi dinamika kehidupan umat islam telah terabaikan bahkan sebagian menganggapnya hanya buang-buang waktu sehingga wajar bila umat islam yang semestinya mempunyai naluri ethos kerja yang tinggi, mentalitas yang kuat dan karya yang padat tidak tercapai. Hal itu tidak lain karena kita telah meninggalkan pondasi utama dalam kehidupan kita, yaitu sholat.
Fenomena tersebut sangat nampak dalam kehidupan masyarakat di Timur Tengah sebut saja Mesir. Mereka terbiasa untuk melaksanakan sholat subuh pada waktu duha bahkan menjama’ sholat lima waktu dalam satu waktu, fenomena kemalasan yang sangat nampak dalam kehidupan sehari-harinya. Maka wajar bila masyarakat Mesir masih berkutat dengan kemisikinannya. Dan tak jauh berbeda dengan masyarakat kita, mereka menjadi terbiasa meninggalkan sholat karena mereka dikejar setoran atau bentrok dengan jam kerja bahkan di beberapa instansi atau pabrik-pabrik menjalankan sholat dilarang karena akan menghambat produksi dan apabila mereka melaksanakannya maka akan mendapatkan sanksi yang bisa berujung pada pemecatan.
Sungguh ironis, sebuah mayoritas masyarakat dikendalikan oleh tekanan minoritas. Maka wajar bila seorang petinggi Israel berkata: “Orang-orang Arab (Muslim) tidak mungkin mengalahkan orang-orang Israel kecuali apabila jumlah orang yang sholat pada waktu shubuh sama dengan jumlah orang yang shalat pada waktu jumatan”,