Ayat-Ayat Kesehatan

Kitab suci Al-Quran sebagai obat penyembuh penyakit telah lama diyakini. Namun sebagai bukti dari segi sains belum lama dikenal. Dalam setiap ayat Al-Qur’an, Allah Swt meletakkan daya penyembuh untuk penyakit tertentu apabila ayat-ayat ini dibaca dengan bilangan (pengulangan) tertentu. Ada banyak kejadian seseorang yang sembuh saban hari karena membaca Al-Qur’an dan kesembuhan itu sungguh terjadi di sekitar kita.
Seorang peneliti dari Washington University bernama Ellen Covey menemukan bahwa otak tidak bekerja layaknya satu komputer besar, melainkan berisi sekian banyak komputer yang bekerja secara kooperatif. Ada komputer kecil dalam setiap sel, dan komputer-komputer tersebut dapat terpengaruhi oleh getaran di sekitarnya, khususnya suara. Masing-masing sel adalah komputer kecil yang bekerja untuk mengumpulkan informasi, memprosesnya, dan memberikan perintah secara konstan. Dari sinilah awal munculnya terapi suara; Suara adalah getaran, sedang sel-sel tubuh itu selalu bergetar, kemudian suara itu memengaruhi sel-sel tubuh tersebut.
Terapi Suara
Sebagaimana pernah diulas oleh media Eramuslim.com, suara terdiri dari getaran-getaran mekanik yang sampai ke telinga lalu ke sel-sel otak yang menyesuaikan dengan getaran-getaran tersebut, dan mengubah getarannya sendiri. Itulah mengapa suara itu dianggap sebagai energi obat yang efektif, tergantung pada sifat suara itu dan frekuensinya. Kita menemukan energi penyembuh di dalam Al-Qur’an karena ia merupakan Kitab Allah.
Bacaan al-Qur’an itu terdiri dari sekumpulan frekuensi yang sampai ke telinga, lalu bergerak ke sel-sel otak, dan memengaruhinya melalui medan elektronik, lalu frekuensi-frekuensi tersebut mengaktifkan sel-sel. Sel-sel akan merespon medan itu dan memodifikasi vibrasi-vibrasinya. Perubahan pada vibrasi inilah yang kita rasakan dan pahami sesudah mengalami dan mengulangi. Ini merupakan sistem alamiah yang diberikan Allah pada sel-sel otak. Ini merupakan sistem keseimbangan yang natural. Inilah yang difirmankan Allah kepada kita di dalam Al-Qur’an, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “ (ar-Rum: 30).
Suara bacaan Al-Qur’an membuat sel menjadi lebih kuat untuk melawan virus dan kerusakan akibat penyakit menular. Setiap ayat dalam al-Qur’an memiliki daya penyembuh untuk penyakit tertentu. Tetapi yang ditekankan Rasulullah saw adalah beberapa surat dan ayat tertentu, seperti membaca al-Fatihah 7 kali, membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir surat surat al-Baqarah, dan tiga surat terakhir al-Qur’an.
Seorang dokter warga negara Prancis bernama Alfred Tomatis, pernah membuat eksperimen-eksperimen selama lima puluh tahun mengenai indera manusia. Dari eksperimen tersebut kemudian Tomatis membuat kesimpulan bahwa indera pendengaran merupakan indera yang paling penting. Tomatis menemukan bahwa pendengaran mengontrol seluruh tubuh, mengatur operasi-operasi vitalnya, keseimbangan, dan koordinasi gerakan-gerakannya. Tomatis juga menemukan bahwa telinga mengontrol sistem syaraf. Selama eksperimennya, ia menemukan bahwa syaraf pendengaran terhubung dengan seluruh otot tubuh, dan ini adalah alasan mengapa keseimbangan dan fleksibilitas tubuh, serta indera penglihatan itu terpengaruh oleh suara. Telinga bagian dalam terhubung dengan seluruh organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati, perut, dan usus. Hal ini menjelaskan mengapa frekuensi-frekuensi suara itu memengaruhi seluruh tubuh.
Hans Jenny seorang ilmuwan Swiss pada tahun 1960 menemukan bahwa suara dapat mempengaruhi berbagai artikel dan membentuk partikular-partikularnya, dan bahwa masing-masing sel tubuh itu memiliki suaranya sendiri, dapat terpengaruh oleh suara, dan menyusun ulang artikel di dalamnya. Sementara itu peneliti Fabian Maman dan Sternheimer pada tahun 1974, mengumumkan penemuan mengejutkan bahwa setiap organ tubuh itu memiliki sistem vibrasinya sendiri, sesuai dengan hukum fisika. Beberapa tahun kemudian, Fabien dan Grimal serta peneliti lain mengungkapkan bahwa suara dapat memengaruhi sel-sel, khususnya sel kanker, dan bahwa suara-suara tertentu memiliki efek yang lebih kuat. Hal ajaib yang ditemukan dua peneliti itu adalah bahwa suara yang memiliki efek paling kuat pada sel-sel tubuh adalah suara manusia itu sendiri.
Fabian, peneliti sekaligus musisi bereksperimen dengan meletakkan sel-sel darah dari tubuh yang sehat dan menghadapkannya pada berbagai macam suara. Ia menemukan bahwa setiap not skala musik dapat memengaruhi medan elektromagnetik sel. Ketika ia memotret sel ini dengan kamera Kirlian, ia menemukan bahwa bentuk dan nilai medan elektromagnetik sel itu berubah sesuai dengan frekuensi-frekuensi suara dan tipe suara orang yang membaca. Kemudian ia membuat eksperimen lain dengan meletakkan darah orang sakit, memonitornya dengan kamera Kirlian, dan meminta pasien untuk membuat berbagai macam suara. Ia menemukan, sesudah memproses gambar, bahwa not tertentu dapat mengakibatkan perubahan pada medan elektromagnetiknya dan menggetarkannya secara seutuhnya dengan merespon suara pemiliknya.
Penemuan para ilmuwan menemukan bahwa suara memiliki daya penyembuh yang ajaib dan efek mengagumkan terhadap sel-sel otak, dimana ia bekerja untuk mengembalikan keseimbangan ke seluruh tubuh. Bacaan Al-Qur’an memiliki efek luar biasa terhadap sel-sel dan dapat mengembalikan keseimbangan. Otak merupakan organ yang mengontrol tubuh, dan darinya muncul perintah untuk relaksasi organ-organ tubuh, khususnya sistem kekebalan tubuh. Demikian ulasan dari portal eramuslim tentang terapi suara dan efek membaca teks-teks Al Quran sebagai penyembuh penyakit.
Ayat Penyembuh
Ustadz M. Yusuf Shandy, Lc dari KAUNEE  Center mengatakan bahwa setiap orang sakit pasti tidak menginginkan larut dalam deraan rasa sakit yang menimpanya, ia pasti menginginkan dirinya segera sembuh. Maka, dalam rangkan menggapai kesembuhan, setiap orang sakit dituntuk untuk banyak berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT. Utsman bin Abul Ash, pernah menderita suatu penyakit yang sangat mengganggunya. Maka diapun mendatangi Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw mengetahui sahabatnya itu sedang sakit, beliaupun mengajarinya doa memohon kesembuhan. Beliau bersabda kepadanya, “Letakkanlah tangan kananmu di atas anggota badan yang sakit lalu ucapkanlah: BISMILLAHI A’UUDZU BI ‘IZZATILLAH WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU (Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang aku rasakan dan aku hindari), sebanyak tujuh kali (7 kali).” Apa yang terjadi kemudian? Alhamdulillah, dengan izin dan kebesaran-Nya, orang tersebut pun sembuh dari penyakitnya. Utsman berkata, “Saya mengucapkan do’a tersebut, sehingga (dengan itu) Allah menyembuhkanku” (HR. Ibnu Majah).
Seorang muslim bisa memilih ayat-ayat yang sesuai untuk mengobati penyakit. Sebagai contoh, jika merasa gelisah, maka fokuskan pada bacaan surat asy-Syarh. Dan jika sakit kepala, maka bacalah ayat: “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir” (al-Hasyr: 21).
Nabi saw membaca ta’awudz ratusan kali setiap hari. Beliau memohon kepada Allah untuk melindunginya dari berbagai hal buruk, termasuk penyakit. Kita juga sangat dianjurkan untuk membaca surat al-Falaq dan an-Nas setiap hari. Semoga Allah Swt menjadikan al-Qur’an sebagai obat bagi setiap manusia dari semua penyakit, baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani.