doa dimudahkan urusan

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
(QS. Al Baqarah, 2 : 286)


رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Robbanaa aatinaa minladunka rohmataw wahayya lanaa min amrinaa rosyada
“Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (Q.S. Al-kahfi : 10)

Bacaan Doa Mohon Perlindungan Allah


“Allaahumma innii a’uuzubika min fitnatin naari wa ‘azaabin naari wa min fitnatil qabri wa ‘azaabil qabri wa min syarri fitnatil ginaa wa min syarri fitnatil faqri wa min syarri al-masiihid dajjaali”
Arti Doa Mohon Perlindungan Allah
“Ya Allah, sungguh aku mohon perlindungan kepada-Mu dari bencana api neraka, siksa neraka, bencana kubur, dan siksa kubur. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan ujian atas kekayaan, dari kejelekan ujian atas kefakiran, serta dari kejahatan dajjal. (H.R. Tirmizi)”

Bacaan Doa Mohon Perlindungan Dari Penyakit


“Allaahumma innii a’uuzubika minal barasi wal junuuni wal juzami wa sayyi’il asqaam”
Arti Doa Mohon Perlindungan Dari Penyakit
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, kusta, dan penyakit-penyakit ganas lainnya. (H.R. Ibnu Majah)”

Bacaan Doa Mohon Ilmu, Rezeki, dan Kesehatan


“Allaahumma innii as’aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan waasi’an wa syifa’an min kulli daa’in”
Arti Doa Mohon Ilmu, Rezeki, dan Kesehatan
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan penawar (kesembuhan) dari segala penyakit. (H.R. Thabrani)”

DOA UNTUK KESEMBUHAN

Doa kesehatan diri
Allaahumma ‘aafinii fii badanii, Allaahumma ‘aafinii fi sam’I, Allaahumma ‘aafinii fii bashari. Allaahumma innii ‘auudzubika minal kufri wal faqri. Allaahumma innii ‘auudzubika min ‘azaabil qabri. Laa ilaaha illaa anta.

Artinya :
“Ya Allah, sembuhkanlah badanku. Ya Allah, sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah, sembuhkanlah penglihatanku. Ya Allah, sesungguhnya aku berllindung kepadaMu dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari sisa kubur. Tiada Tuhan selain Engkau”
(H.R. Abu Daud dan Al Hakim)

Doa sakit badan
Bismillaah (3x)
A ‘uudzu billaahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadiru. Wa a’uudzu bi’izzatillaahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadiru (7x)

Artinya :
“Dengan nama Allah, aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari keburukan yang aku rasakan dan kutakuti. Dan aku berlindung dengan kekuatan kekuasaan Allah dari kejelekan yang aku rasakan dan kuatirkan”
(H.R. Muslim dan Malik)

Doa Nabi Ayyub A.S
Innii massaniidhdhurru wa anta arhamurraahimin, wa annii massaniisysyaithaanu bi nushbin wa ‘adzaabin

Artinya :
“(Ya Allah), sesungguhnya penyakit telah menimpaku, sedangkan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara para penyayang. (Ya Allah), sesungguhnya setan telah menggangguku dengan kepayahan dan siksaan”
(Q.S Al Anbiya’, 21:83 dan Shaad, 38:41)

Doa luka atau penyakit bernanah
Bismillaahi turbatu ardhina biriiqati ba’dhiinaa yasyfi saqiimunaa biidzni rabbinaa

Artinya :
“Dengan nama Allah, dengan debu-debu tanah (yang kami ambil ini) dan kain pembersih luka yang kami miliki, sembuh penyakit kami ini dengan izin Tuhan kami”
(H.R. Muslim)
Doa penyakit demam
Bismillaahil kabiir, na’uudzu billaahil ‘azhim min syarri kulli ‘irqin naa’arin wa min syarri harrinaar

Artinya :
“Dengan nama Allah Yang Maha Besar, kami berlindung kepada Allah Yang Maha Agung dari kejahatan seluruh urat yang kecapaian dan dari kejahatan api neraka yang sangat panas”
(H.R. Hakim)

Doa ketika sakit bengkak
Allaahumma mushaghghiral kabiir wa mukabbirashshaghiir, maabi

Artinya :
“Ya Allah yang mengecilkan segala yang besar dan membesarkan segala yang kecil, kecilkanlah apa yang ada padaku ini”
(H.R. Al Hakim)

Doa mohon kondisi sehat
Yaa Hayyun yaa Qayyun birahmatika istaghiitsu, ashlih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsi tharfata ‘ainii wa laa ilaa ahadin minan naas

Artinya :
“Wahai Dzat yang Maha Hidup dan Maha Kekal, hanya dengan kasihMu aku bermohon pertolongan. Sehatkanlah seluruh kondisiku, jangan Engkau biarkan mata ini menangis, dan jangan Engkau biarkan aku bergantung kepada siapapun”
(H.R. Ath Tabrani)

Doa setelah operasi
Allaahumma ighfir lanaa warhamnaa wardha ‘annaa wataqabbal minnaa wa adkhilnaal jannata wa najjinaa minan naar wa ashlih lanaa sya’nanaa kullahu

Artinya :
“Ya Allah, ampunilah kami, sayangilah kami, ridhailah kami, terimalah kami, dan masukkanlah kami ke dalam surgaMu. Selamatkan kami dari api neraka dan perbaikilah seluruh kondisi tubuh kami”
(H.R. Abu Daud dan Ibnu Majah)

Doa meminum obat
Bismillaahi asysyaafi, bismillaahi al kaafii, bismillaahi al mu’aafi. Bismillaahi alladzii laa yadhurru ma’asmihi syaiun fii al ardhi wa laa fii as samaai wa huwa as samii’ul ‘aliim

Artinya :
“Dengan nama Allah Yang Maha Menyembuhkan, dengan nama Allah Yang Maha Mencukupi, dan dengan nama Allah Yang Maha Memaafkan. Dengan nama Allah yang tidak akan memberi mudharat sedikitpun, baik yang di bumi maupun yang di langit. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Doa penyakit mata
Allaahumma matti’nii bi basharii waj’alhul waaritsa minnii wa arinii fil ‘aduwwi tsa’rii wan-shurnii ‘alaa man zhalamanii

Artinya:
“Ya Allah, berilah aku kenyamanan dengan penglihatanku ini dan jadikanlah hal serupa kepada ahli warisku. Berikanlah pembalasan kepada orang yang memusuhiku dan menangkanlah aku atas orang yang berbuat zhalim”
(H.R. Al Hakim)

Doa mengatasi kemandulan
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Rabbi laa tadzarnii fardan wa anta khairul-waaritsiin

Artinya :
Dengan nama allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku sendirian dan Engkau adalah sebaik-baik pewaris”
(Q.S. Al Anbiyaa’ 21:89)

doa kesembuhan dan kesehatan

“…(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”
(QS. Asy Syu’araa’, 6 : 78-82)
اللهم عافني في بدني اللهم عافني سمعي اللهم عافني بصري
اللهم إني أعوذبك من الكفر والفقر. اللهم إني أعوذبك من عذاب القبر لا إله إلا أنت
Allahumma ‘afnii fii badanii, Allahumma ‘afnii sama’ii, Allahumma ‘afnii basharii, Allahumma inni A’udzubika minal kufuri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika min ‘adzaabil qabri. Laa ilaaha illa anta.
“Ya Allah sembuhkan badanku, Ya Allah sembuhkanlah pendengaranku. Ya Allah sembuhkan penglihatanku. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Kubur. Tiada tuhan selain Engkau.”(H.R. Abu Daud )
أسألك العفو و العافية وحسن اليقين والمعافاة فى الدنيا والأخرة
“Aku bermohon kepada-Mu ampunan, kesehatan, baiknya keyakinan. Dan sembuhkanlah aku (dari sakit) di dunia dan akhirat.” (H.R. An-Nasai)

Do'a Meminta Kesehatan dan Kelapangan Rizki


اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي
Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” Artinya: Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk padaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku.
Dari Thoriq bin Asy-yam –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata,
كَانَ الرَّجُلُ إِذَا أسْلَمَ عَلَّمَهُ النَّبيُّ - صلى الله عليه وسلم - الصَّلاَةَ ثُمَّ أمَرَهُ أنْ يَدْعُوَ بِهؤلاَءِ الكَلِمَاتِ : (( اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَاهْدِني ، وَعَافِني ، وَارْزُقْنِي )) .
“Jika seseorang baru masuk Islam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan pada beliau shalat, lalu beliau memerintahkannya untuk membaca do’a berikut: “Allahummaghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa ‘aafinii, warzuqnii.” (HR. Muslim no. 35 dan 2697)
Dalam riwayat lain, dari Thoriq, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam –dan ketika itu beliau didatangi seorang laki-laki-, lalu laki-laki tersebut berkata,
يَا رسول اللهِ ، كَيْفَ أقُولُ حِيْنَ أسْأَلُ رَبِّي ؟ قَالَ : (( قُلْ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ، وَارْحَمْنِي ، وَعَافِني ، وارْزُقْنِي ، فإنَّ هؤلاَءِ تَجْمَعُ لَكَ دُنْيَاكَ وَآخِرَتَكَ )) .
“Wahai Rasulullah, apa yang harus aku katakan ketika aku ingin memohon pada Rabbku?” Beliau bersabda, “Katakanlah: Allahummaghfir lii, warhamnii, wa ‘aafinii, warzuqnii”, karena do’a ini telah mencakup dunia dan akhiratmu. (HR. Muslim no. 36 dan 2697)

Do'a Sapu Jagad


Artinya: "Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

Do'a Mohon Kemuliaan



Artinya: "Ya Tuhan kami, jauhkanlah adzab Jahanam dari kami, Sungguh 'adzab itu adalah kebinasaan yang kekal." (QS. Al-Furqan: 65).



Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan: 74).

Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik



Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).



Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali 'Imron: 38).

Do'a Kelapangan hati


Artinya: "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS. Thaha: 27)

Do'a Mohon Keselamatan


Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir." (Qs. Yunus: 85-86).

Do'a Mohon diberi Kemudahan


Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini." (QS. Al-Kahfi: 10).

Al-Qur`an Obat Segala Penyakit



وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)
Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat
نُنَزِّلُ
“Kami turunkan.” Jumhur ahli qiraah membacanya dengan diawali nun dan bertasydid. Adapun Abu ‘Amr membacanya dengan tanpa tasydid (نُنْزِلُ). Sedangkan Mujahid membacanya dengan diawali huruf ya` dan tanpa tasydid (يُنْزِلُ). Al-Marwazi juga meriwayatkan demikian dari Hafs. (Tafsir Al-Qurthubi, 10/315 dan Fathul Qadir, Asy-Syaukani, 3/253)
مِنَ الْقُرْآنِ
“dari Al-Qur`an.” Kata min (مِنْ) dalam ayat ini, menurut pendapat yang rajih (kuat), menjelaskan jenis dan spesifikasi yang dimiliki Al-Qur`an. Kata min di sini tidak bermakna “sebagian”, yang mengesankan bahwa di antara ayat-ayat Al-Qur`an ada yang tidak termasuk syifa` (penawar), sebagaimana yang dirajihkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu. Kata min pada ayat ini seperti halnya yang terdapat dalam firman-Nya:
وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi...” (An-Nur: 55)
Kata min dalam lafadz مِنْكُمْ tidaklah bermakna sebagian, sebab mereka seluruhnya adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 10/316, Fathul Qadir, 3/253, dan At-Thibb An-Nabawi, Ibnul Qayyim, hal. 138)
شِفَاءٌ
“Penyembuh.” Penyembuh yang dimaksud di sini meliputi penyembuh atas segala penyakit, baik rohani maupun jasmani, sebagaimana yang akan dijelaskan dalam tafsirnya.
Penjelasan Tafsir Ayat
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan tentang kitab-Nya yang diturunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Al-Qur`an, yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya baik dari sisi depan maupun belakang, yang diturunkan dari Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji, bahwa sesungguhnya Al-Qur`an itu merupakan penyembuh dan rahmat bagi kaum mukminin. Yaitu menghilangkan segala hal berupa keraguan, kemunafikan, kesyirikan, penyimpangan, dan penyelisihan yang terdapat dalam hati. Al-Qur`an-lah yang menyembuhkan itu semua. Di samping itu, ia merupakan rahmat yang dengannya membuahkan keimanan, hikmah, mencari kebaikan dan mendorong untuk melakukannya. Hal ini tidaklah didapatkan kecuali oleh orang yang mengimani, membenarkan, serta mengikutinya. Bagi orang yang seperti ini, Al-Qur`an akan menjadi penyembuh dan rahmat.
Adapun orang kafir yang mendzalimi dirinya sendiri, maka tatkala mendengarkan Al-Qur`an tidaklah bertambah baginya melainkan semakin jauh dan semakin kufur. Dan sebab ini ada pada orang kafir itu, bukan pada Al-Qur`annya. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيْدٍ
“Katakanlah: ‘Al-Qur`an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al-Qur`an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh’.” (Fushshilat: 44)
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُوْرَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُوْلُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيْمَانًا فَأَمَّا الَّذِيْنَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيْمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَ. وَأَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُوْنَ
“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (At-Taubah: 124-125)
Dan masih banyak ayat-ayat yang menjelaskan tentang hal ini.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/60) Al-’Allamah Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu berkata pula dalam menjelaskan ayat ini: “Al-Qur`an mengandung penyembuh dan rahmat. Dan ini tidak berlaku untuk semua orang, namun hanya bagi kaum mukminin yang membenarkan ayat-ayat-Nya dan berilmu dengannya. Adapun orang-orang dzalim yang tidak membenarkan dan tidak mengamalkannya, maka ayat-ayat tersebut tidaklah menambah baginya kecuali kerugian. Karena, hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan ayat-ayat itu.
Penyembuhan yang terkandung dalam Al-Qur`an bersifat umum meliputi penyembuhan hati dari berbagai syubhat, kejahilan, berbagai pemikiran yang merusak, penyimpangan yang jahat, dan berbagai tendensi yang batil. Sebab ia (Al-Qur`an) mengandung ilmu yakin, yang dengannya akan musnah setiap syubhat dan kejahilan. Ia merupakan pemberi nasehat serta peringatan, yang dengannya akan musnah setiap syahwat yang menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di samping itu, Al-Qur`an juga menyembuhkan jasmani dari berbagai penyakit.
Adapun rahmat, maka sesungguhnya di dalamnya terkandung sebab-sebab dan sarana untuk meraihnya. Kapan saja seseorang melakukan sebab-sebab itu, maka dia akan menang dengan meraih rahmat dan kebahagiaan yang abadi, serta ganjaran kebaikan, cepat ataupun lambat.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 465)
Al-Qur`an Menyembuhkan Penyakit Jasmani
Suatu hal yang menjadi keyakinan setiap muslim bahwa Al-Qur`anul Karim diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk memberi petunjuk kepada setiap manusia, menyembuhkan berbagai penyakit hati yang menjangkiti manusia, bagi mereka yang diberi hidayah oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dirahmati-Nya. Namun apakah Al-Qur`an dapat menyembuhkan penyakit jasmani? Dalam hal ini, para ulama menukilkan dua pendapat: Ada yang mengkhususkan penyakit hati; Ada pula yang menyebutkan penyakit jasmani dengan cara meruqyah, ber-ta’awudz, dan semisalnya. Ikhtilaf ini disebutkan Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya. Demikian pula disebutkan Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir, lalu beliau berkata: “Dan tidak ada penghalang untuk membawa ayat ini kepada dua makna tersebut.” (Fathul Qadir, 3/253)
Pendapat ini semakin ditegaskan Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam kitabnya Zadul Ma’ad:
“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang membimbing kepada obat dan sebab (kesembuhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)
Berikut ini kami sebutkan beberapa riwayat berkenaan tentang pengobatan dengan Al-Qur`an. Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya dari hadits ‘Aisyah radhiallahu 'anha.Beliau radhiallahu 'anha berkata: “Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terkena sihir (1), sehingga beliau menyangka bahwa beliau mendatangi istrinya padahal tidak mendatanginya.
Lalu beliau berkata: ‘Wahai ‘Aisyah, tahukah kamu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengabulkan permohonanku? Dua lelaki telah datang kepadaku. Kemudian salah satunya duduk di sebelah kepalaku dan yang lain di sebelah kakiku. Yang di sisi kepalaku berkata kepada yang satunya: ‘Kenapa beliau?’
Dijawab: ‘Terkena sihir.’
Yang satu bertanya: ‘Siapa yang menyihirnya?’
Dijawab: ‘Labid bin Al-A’sham, lelaki dari Banu Zuraiq sekutu Yahudi, ia seorang munafiq.’ (Yang satu) bertanya: ‘Dengan apa?’
Dijawab: ‘Dengan sisir, rontokan rambut.’
(Yang satu) bertanya: ‘Di mana?’
Dijawab: ‘Pada mayang korma jantan di bawah batu yang ada di bawah sumur Dzarwan’.”
'Aisyah radhiallahu 'anha lalu berkata: “Nabi lalu mendatangi sumur tersebut hingga beliau mengeluarkannya. Beliau lalu berkata: ‘Inilah sumur yang aku diperlihatkan seakan-akan airnya adalah air daun pacar dan pohon kormanya seperti kepala-kepala setan’. Lalu dikeluarkan. Aku bertanya: ‘Mengapa engkau tidak mengeluarkannya (dari mayang korma jantan tersebut, pen.)?’ Beliau menjawab: ‘Demi Allah, sungguh Allah telah menyembuhkanku dan aku membenci tersebarnya kejahatan di kalangan manusia’.”
Hadits ini diriwayatkan Al-Bukhari dalam Shahih-nya (kitab At-Thib, bab Hal Yustakhrajus Sihr? jilid 10, no. 5765, bersama Al-Fath). Juga dalam Shahih-nya (kitab Al-Adab, bab Innallaha Ya`muru Bil ‘Adl, jilid 10, no. 6063). Juga diriwayatkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’i sebagaimana yang terdapat dalam Musnad Asy-Syafi’i (2/289, dari Syifa`ul ‘Iy), Al-Asfahani dalam Dala`ilun Nubuwwah (170/210), dan Al-Lalaka`i dalam Syarah Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah (2/2272). Namun ada tambahan bahwa ‘Aisyah berkata: “Dan turunlah (firman Allah Subhanahu wa Ta'ala):
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Hingga selesai bacaan surah tersebut.”
Demikian pula yang diriwayatkan Al-Imam Bukhari rahimahullahu dalam Shahih-nya, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu, beliau berkata:
“Sekelompok (2) shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka.
Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking). Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’
Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu? Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’
Mereka pun setuju untuk memberi upah beberapa ekor kambing (3). Maka dia (salah seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita.’
Merekapun menghadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kemudian melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah, pen.) memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa.”
Adapun hadits yang diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ الدَّوَاءِ الْقُرْآنُ
“Sebaik-baik obat adalah Al-Qur`an.” Dan hadits:
الْقُرْآنُ هُوَ الدَّوَاءُ
“Al-Qur`an adalah obat.”
Keduanya adalah hadits yang dha’if, telah dilemahkan oleh Al-Allamah Al-Albani rahimahullahu dalam Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir, no. 2885 dan 4135.
Membuka Klinik Ruqyah
Di antara penyimpangan terkait dengan ruqyah adalah menjadikannya sebagai profesi, seperti halnya dokter atau bidan yang membuka praktek khusus. Ini merupakan amalan yang menyelisihi metode ruqyah di zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Asy-Syaikh Shalih Alus Syaikh berkata ketika menyebutkan beberapa penyimpangan dalam meruqyah:
“Pertama, dan yang paling besar (kesalahannya), adalah menjadikan bacaan (untuk penyembuhan) atau ruqyah sebagai sarana untuk mencari nafkah, di mana dia memfokuskan diri secara penuh untuk itu. Memang telah dimaklumi bahwa manusia membutuhkan ruqyah. Namun memfokuskan diri untuk itu, bukanlah bagian dari petunjuk para shahabat di masanya. Padahal di antara mereka ada yang sering meruqyah. Namun bukan demikian petunjuk para shahabat dan tabi’in.
(Menjadikan meruqyah sebagai profesi) baru muncul di masa-masa belakangan. Petunjuk Salaf dan bimbingan As-Sunnah dalam meruqyah adalah seseorang memberikan manfaat kepada saudara-saudaranya, baik dengan upah ataupun tidak. Namun janganlah dia memfokuskan diri dan menjadikannya sebagai profesi seperti halnya dokter yang mengkhususkan dirinya (pada perkara ini). Ini baru dari sudut pandang bahwa hal tersebut tidak terdapat (contohnya) pada zaman generasi pertama.
Demikian pula dari sisi lainnya. Apa yang kami saksikan pada orang-orang yang mengkhususkan diri (dalam meruqyah) telah menimbulkan banyak hal terlarang. Siapa yang mengkhususkan dirinya untuk meruqyah, niscaya engkau mendapatinya memiliki sekian penyimpangan. Sebab dia butuh prasyarat-prasyarat tertentu yang harus dia tunaikan dan yang harus dia tinggalkan. Serta ‘menjual’ tanpa petunjuk. Barangsiapa meruqyah melalui kaset-kaset, suara-suara, di mana dia membaca di sebuah kamar, sementara speaker berada di kamar yang lain, dan yang semisalnya, merupakan hal yang menyelisihi nash. Ini sepantasnya dicegah untuk menutup pintu (penyimpangan). Sebab sangat mungkin akan menjurus kepada hal-hal tercela dari para peruqyah yang mempopulerkan perkara-perkara yang terlarang atau yang tidak diperkenankan syariat. (Ar-Ruqa Wa Ahkamuha, Asy-Syaikh Shalih Alus Syaikh, hal. 20-21)
1 Sebagian para pengekor hawa nafsu dari kalangan orientalis dan ahli bid’ah mengingkari hadits yang menjelaskan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah terkena sihir, dan berusaha menolaknya dengan berbagai alasan batil. Dan telah kami bantah –walhamdulillah- para penolak hadits ini dalam sebuah kitab yang berjudul Membedah Kebohongan Ali Umar Al-Habsyi Ar-Rafidhi, Bantahan ilmiah terhadap kitab: Benarkah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah tersihir? Dan kami membahas secara rinci menurut ilmu riwayat maupun dirayah hadits. Silahkan merujuk kepada kitab tersebut.
2 Dalam riwayat lain mereka berjumlah 30 orang.
3 Dalam riwayat lain: 30 ekor kambing, sesuai jumlah mereka.

Sumber: www.asysyariah.com

Ayat-Ayat Kesehatan

Kitab suci Al-Quran sebagai obat penyembuh penyakit telah lama diyakini. Namun sebagai bukti dari segi sains belum lama dikenal. Dalam setiap ayat Al-Qur’an, Allah Swt meletakkan daya penyembuh untuk penyakit tertentu apabila ayat-ayat ini dibaca dengan bilangan (pengulangan) tertentu. Ada banyak kejadian seseorang yang sembuh saban hari karena membaca Al-Qur’an dan kesembuhan itu sungguh terjadi di sekitar kita.
Seorang peneliti dari Washington University bernama Ellen Covey menemukan bahwa otak tidak bekerja layaknya satu komputer besar, melainkan berisi sekian banyak komputer yang bekerja secara kooperatif. Ada komputer kecil dalam setiap sel, dan komputer-komputer tersebut dapat terpengaruhi oleh getaran di sekitarnya, khususnya suara. Masing-masing sel adalah komputer kecil yang bekerja untuk mengumpulkan informasi, memprosesnya, dan memberikan perintah secara konstan. Dari sinilah awal munculnya terapi suara; Suara adalah getaran, sedang sel-sel tubuh itu selalu bergetar, kemudian suara itu memengaruhi sel-sel tubuh tersebut.
Terapi Suara
Sebagaimana pernah diulas oleh media Eramuslim.com, suara terdiri dari getaran-getaran mekanik yang sampai ke telinga lalu ke sel-sel otak yang menyesuaikan dengan getaran-getaran tersebut, dan mengubah getarannya sendiri. Itulah mengapa suara itu dianggap sebagai energi obat yang efektif, tergantung pada sifat suara itu dan frekuensinya. Kita menemukan energi penyembuh di dalam Al-Qur’an karena ia merupakan Kitab Allah.
Bacaan al-Qur’an itu terdiri dari sekumpulan frekuensi yang sampai ke telinga, lalu bergerak ke sel-sel otak, dan memengaruhinya melalui medan elektronik, lalu frekuensi-frekuensi tersebut mengaktifkan sel-sel. Sel-sel akan merespon medan itu dan memodifikasi vibrasi-vibrasinya. Perubahan pada vibrasi inilah yang kita rasakan dan pahami sesudah mengalami dan mengulangi. Ini merupakan sistem alamiah yang diberikan Allah pada sel-sel otak. Ini merupakan sistem keseimbangan yang natural. Inilah yang difirmankan Allah kepada kita di dalam Al-Qur’an, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui “ (ar-Rum: 30).
Suara bacaan Al-Qur’an membuat sel menjadi lebih kuat untuk melawan virus dan kerusakan akibat penyakit menular. Setiap ayat dalam al-Qur’an memiliki daya penyembuh untuk penyakit tertentu. Tetapi yang ditekankan Rasulullah saw adalah beberapa surat dan ayat tertentu, seperti membaca al-Fatihah 7 kali, membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir surat surat al-Baqarah, dan tiga surat terakhir al-Qur’an.
Seorang dokter warga negara Prancis bernama Alfred Tomatis, pernah membuat eksperimen-eksperimen selama lima puluh tahun mengenai indera manusia. Dari eksperimen tersebut kemudian Tomatis membuat kesimpulan bahwa indera pendengaran merupakan indera yang paling penting. Tomatis menemukan bahwa pendengaran mengontrol seluruh tubuh, mengatur operasi-operasi vitalnya, keseimbangan, dan koordinasi gerakan-gerakannya. Tomatis juga menemukan bahwa telinga mengontrol sistem syaraf. Selama eksperimennya, ia menemukan bahwa syaraf pendengaran terhubung dengan seluruh otot tubuh, dan ini adalah alasan mengapa keseimbangan dan fleksibilitas tubuh, serta indera penglihatan itu terpengaruh oleh suara. Telinga bagian dalam terhubung dengan seluruh organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati, perut, dan usus. Hal ini menjelaskan mengapa frekuensi-frekuensi suara itu memengaruhi seluruh tubuh.
Hans Jenny seorang ilmuwan Swiss pada tahun 1960 menemukan bahwa suara dapat mempengaruhi berbagai artikel dan membentuk partikular-partikularnya, dan bahwa masing-masing sel tubuh itu memiliki suaranya sendiri, dapat terpengaruh oleh suara, dan menyusun ulang artikel di dalamnya. Sementara itu peneliti Fabian Maman dan Sternheimer pada tahun 1974, mengumumkan penemuan mengejutkan bahwa setiap organ tubuh itu memiliki sistem vibrasinya sendiri, sesuai dengan hukum fisika. Beberapa tahun kemudian, Fabien dan Grimal serta peneliti lain mengungkapkan bahwa suara dapat memengaruhi sel-sel, khususnya sel kanker, dan bahwa suara-suara tertentu memiliki efek yang lebih kuat. Hal ajaib yang ditemukan dua peneliti itu adalah bahwa suara yang memiliki efek paling kuat pada sel-sel tubuh adalah suara manusia itu sendiri.
Fabian, peneliti sekaligus musisi bereksperimen dengan meletakkan sel-sel darah dari tubuh yang sehat dan menghadapkannya pada berbagai macam suara. Ia menemukan bahwa setiap not skala musik dapat memengaruhi medan elektromagnetik sel. Ketika ia memotret sel ini dengan kamera Kirlian, ia menemukan bahwa bentuk dan nilai medan elektromagnetik sel itu berubah sesuai dengan frekuensi-frekuensi suara dan tipe suara orang yang membaca. Kemudian ia membuat eksperimen lain dengan meletakkan darah orang sakit, memonitornya dengan kamera Kirlian, dan meminta pasien untuk membuat berbagai macam suara. Ia menemukan, sesudah memproses gambar, bahwa not tertentu dapat mengakibatkan perubahan pada medan elektromagnetiknya dan menggetarkannya secara seutuhnya dengan merespon suara pemiliknya.
Penemuan para ilmuwan menemukan bahwa suara memiliki daya penyembuh yang ajaib dan efek mengagumkan terhadap sel-sel otak, dimana ia bekerja untuk mengembalikan keseimbangan ke seluruh tubuh. Bacaan Al-Qur’an memiliki efek luar biasa terhadap sel-sel dan dapat mengembalikan keseimbangan. Otak merupakan organ yang mengontrol tubuh, dan darinya muncul perintah untuk relaksasi organ-organ tubuh, khususnya sistem kekebalan tubuh. Demikian ulasan dari portal eramuslim tentang terapi suara dan efek membaca teks-teks Al Quran sebagai penyembuh penyakit.
Ayat Penyembuh
Ustadz M. Yusuf Shandy, Lc dari KAUNEE  Center mengatakan bahwa setiap orang sakit pasti tidak menginginkan larut dalam deraan rasa sakit yang menimpanya, ia pasti menginginkan dirinya segera sembuh. Maka, dalam rangkan menggapai kesembuhan, setiap orang sakit dituntuk untuk banyak berdoa memohon kesembuhan kepada Allah SWT. Utsman bin Abul Ash, pernah menderita suatu penyakit yang sangat mengganggunya. Maka diapun mendatangi Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw mengetahui sahabatnya itu sedang sakit, beliaupun mengajarinya doa memohon kesembuhan. Beliau bersabda kepadanya, “Letakkanlah tangan kananmu di atas anggota badan yang sakit lalu ucapkanlah: BISMILLAHI A’UUDZU BI ‘IZZATILLAH WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU WA UHAADZIRU (Dengan nama Allah, aku berlindung dengan keagungan Allah dan kekuasaan-Nya dari keburukan yang aku rasakan dan aku hindari), sebanyak tujuh kali (7 kali).” Apa yang terjadi kemudian? Alhamdulillah, dengan izin dan kebesaran-Nya, orang tersebut pun sembuh dari penyakitnya. Utsman berkata, “Saya mengucapkan do’a tersebut, sehingga (dengan itu) Allah menyembuhkanku” (HR. Ibnu Majah).
Seorang muslim bisa memilih ayat-ayat yang sesuai untuk mengobati penyakit. Sebagai contoh, jika merasa gelisah, maka fokuskan pada bacaan surat asy-Syarh. Dan jika sakit kepala, maka bacalah ayat: “Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir” (al-Hasyr: 21).
Nabi saw membaca ta’awudz ratusan kali setiap hari. Beliau memohon kepada Allah untuk melindunginya dari berbagai hal buruk, termasuk penyakit. Kita juga sangat dianjurkan untuk membaca surat al-Falaq dan an-Nas setiap hari. Semoga Allah Swt menjadikan al-Qur’an sebagai obat bagi setiap manusia dari semua penyakit, baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani.

ALQUR’AN SEBAGAI OBAT


  1. Menentramkan
  2. Teori magic spot Norma F. Capra, University of Maryland, USA
  3. Prof. Hooven psikoloog dari Belanda, Mengucapkan kata “ALLAH”  menghilangkan kekesalan/dejection dan ketegangan/tension
  4. Efek echo bacaan Alqur’an memberi efek penyembuhan
  1. Alqur’an adalah kumpulan dari kalamullah, andaikan Alqur’an tidak memberi manfaat apapun maka tetap kita menghormati isinya sebagai satu-satunya kitab suci yang masih ada .
  2. Alqur’an sendiri menegaskan kehadirannya sebagai :
-          pemberi peringatan ; Qur’an Surah Al-An’am, 6:19,90,92,130, Al-‘arof, 7:2
-          pembawa berita gembira; Al-A’arof, 7:188, Q.S. Yunus, 10:2
-          Ibroh, ada yang patut dicontoh dan ada yang patut dihindari, Ar-Ra’d, 13:6, An-Nur, 24:34,
-          pemisah antara yang haq dan yang bathil, Q.S. Al-Furqon, 25:1
-          sebagai pelipur hati, dengan berdzikir hatimu akan tentram, Q.S. Az-Zumar 39:23, Q.S. Al-Fath, 48:26
-          obat penyakit yang ada di dada/hati, Q.S. Yunus, 10:57
-          obat bagi semua penyakit kec. Bagi orang kafir, Q.S. Al-Isra’, 17:82
  1. Penyakit ada yang fisik – jiwa – sosial – spiritual
Fisik : Nabi Ayyub a.s. , Q.S. Shaad, 38:41, Q.S. Al-Anbiya’, 21:83,84
Jiwa, sosial dan spiritual  : penyakit hati 14 ayat .
  1. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rhm., menyatakan bahwa semua penyakit bisa disembuhkan dengan Al-Qur’an . Bagaimana mekanismenya ?
  1. Otak manusia adalah pengendali semua proses di tubuh manusia
  2. Di negara-negara maju manusia mempelajari kekuatan pikiran dalam penyembuhan penyakit
  3. Alqur’an menyebutkan dalam surah Al-Fath, 48:29, pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud, tawaadhu’, digambarkan bagai tanaman yang bertunas kuat-tegak lurus diatas pokoknya .
  4. Penelitian medis membuktikan bahwa mereka yang kuat keyakinannya/keimanannya kepada Allah akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat, dan kemampuan penyembuhan yang tinggi, silakan baca buku yang saya susun bersama-sama beberapa dokter ahli dan Professor dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, berjudul Sakit Menguatkan Iman terbitan penerbit Republika, tahun 1998
  5. Semua anjuran pengobatan dari Rasulullah SAW selalu dimulai dengan pembenahan iman, jadi bukan semata-mata sakit A diberi obat X, kita tak bisa memisahkan antara obat dengan kekuasaan Allah SWT atas kesembuhan .
  1. Penyembuhan dengan Alqur’an adalah untuk semua penyakit karena pengalaman saya bahwa membaca dan mengagungkan Al-Qur’an adalah langkah awal penyembuhan .
  2. Rasulullah SAW memerintahkan sahabat beliau SAW yang sakit mata untuk melihat Alqur’an . Melihat Alqur’an saja bisa menyembuhkan penyakit apalagi membacanya, apalagi menghayatinya, dan lebih lagi melaksanakannya .
  3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rhm. mengatakan bahwa salah satu penyebab sakit adalah mengingkari ajaran Allah SWT dan RasulNya SAW. Pernah suatu hari Ibnu Qayyim rhm. Mengunjungi madinah, beliau sakit namun tidak menemui adanya tabib, lalu beliau mengambil air dan membacakan alfatihah pada air tersebut lalu meminumnya, akhirnya sembuh . Sejak itu beliau selalu menambahkan do’a-do’a dalam setiap pengobatan .
YANG PENTING DIATAS SEGALANYA ADALAH PENGHAYATAN ATAS FIRMAN ALLAH
Artinya:”Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan ikhlas semata untuk keta’atan kepada agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
(Q.S. Albayyinah, 98:5)

AYAT - AYAT AL - QURAN YANG MENYATAKAN KEMENANGAN AKAN NILAI-NILAI MORAL ISLAM



Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. ( Annur : 55)

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.(As-shaff:9)

Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. ( At-Taubah : 33 )

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat ( An-Nashr : 1-3 )

Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. ( As-Shaff : 13 )

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.( Al-Israa : 81 )

Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. ( Yunus : 13-14 )

Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang, ( As-Shaffat : 171-173 )

Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang." Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa ( Al Mujadilah : 21)

Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan ( Ibrahim : 47 )

Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. ( Al-Fath : 28 )
 
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka) dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala, ( Ibrahim : 14-15 )

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak).( Al-Fath : 1-3 )

Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. ( Al-Fath : 27 )

Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu. ( Ar-R'ad : 42 )

Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak menyebut Allah dan mendapat kemenangan sesudah menderita kezaliman. Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali. ( As-Shu'ara : 227 )

Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. ( Yunus : 103)

Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Al-A'raf : 137 )

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.( At-Taubah : 32)

Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya." ( As-Shaff : 8 )
Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu. ( Al-Azhab : 27 )

Katakanlah: "Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk." ( Taahaa : 135 )

Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. ( Az-Zumar : 61 )

Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya). ( Al-Anbiya : 18 )

Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). ( Yunus : 82 )

(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. ( Al-Hajj : 41)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. ( Ali Imran : 139 )
Menurut petunjuk dari ayat -ayat ini. Allah telah berjanji bahwa nilai-nilai moral Islam akan menang.  Dan banyak  orang mengira bahwa hal itu tidak akan terjadi pada abad ini. Muslim tidak akan pernah putus harapan kepada Allah. Allah memberitahukan kepada kita  tentang ayat-ayat ini , bahwa Muslim tidak akan pernah putus harapan kepada Allah.:
Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." ( Yusuf : 87 )
Muslim harus menaruh harapan mereka kepada Allah, bahwa Dia akan menjadikan nilai-nilai moral  Islam akan menang. Ketika nilai-nilai moral Islam menang, Dunia Islam akan mempunyai pemimpin. Dan pemimpin itu adalah Al-Mahdi (as) . Siapa pun yang mengatakan bahwa Imam Mahdi tidak akan muncul abad ini . maka ia telah bertentangan dengan semua ayat - ayat ini.
Dan sungguh telah Kami tulis didalam Zabur, sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh ( Al-Anbiya : 105)

Bekerja Sebagai Ibadah

Allah Maha Pemurah kepada setiap manusia, terlebih lagi kepada umat-Nya yang taat. Rezeki yang halal adalah salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada umat-Nya. Salah satu pintu rezeki yang dibukakan Allah untuk umat-Nya adalah melalui bekerja. Dengan bekerja, jalan rezeki yang akan diberikan Allah akan menjadi terbuka lebih mudah. Tetapi, kembali lagi kepada tujuan awal dan niat kita dalam bekerja.
Tanyakan pada diri kita, untuk apa kita bekerja? Untuk kelangsungan hidup, mendapat harta yang banyak, dapat hidup lebih makmur dan akhirnya dapat kesejahteraan dan masa depan yang cerah. Secara duniawi semuanya sudah tercapai, lalu bagaimana dengan urusan akhirat kita? Untuk mendapatkan dunia dan akhirat melalui aktifitas bekerja, kita juga harus melandasinya dengan ibadah.
Ibadah mana yang akan kita kaitkan dengan bekerja?
Niat, kita dapat mengawali suatu pekerjaan dengan niat yang ikhlas, yaitu dengan mengharap ridho Allah dan rezeki yang barokah. Do’a adalah senjata terhebat bagi seorang muslim, maka biasakan mengawali setiap kegiatan kita dengan berdo’a. Karena dengan berdo’a, Insya Allah setiap pekerjaan akan dipermudah dan diridhoi oleh Allah SWT. Lagipula Rasulullah mengatakan bahwa manusia yang tidak ataupun mengabaikan berdo’a adalah manusia yang sombong. Bukankah Allah tidak membutuhkan kita, melainkan kita yang membutuhkan Allah?
Ikhtiar, dalam melakukan setiap pekerjaan hendaknya seorang muslim melakukannya dengan usaha yang sungguh-sungguh dan maksimal. Dengan hanya mengharap ridho Allah dan tanpa mengharapkan pujian dari orang lain tentunya akan membuat setiap langkah kita menjadi lebih ringan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan ikhtiar, segala persoalan yang sulit Insya Allah dipermudah oleh-Nya.
Tawakkal, setelah mengerjakan rangkaian diatas, seorang manusia yang pada hakikatnya tiada mempunyai daya dan upaya terhadap apapun haruslah bertawakkal kepada Allah. Dalam hal ini berserah diri kepada Allah dengan maksud setelah melakukan suatu pekerjaan dengan usaha yang maksimal, seorang muslim harus menyerahkan hasil yang dicapai sepenuhnya kepada kekuasaan Allah. Hanya dengan kuasa-Nya segala sesuatu di dunia ini dapat terjadi. Dengan demikian, seorang muslim akan dijauhkan dari sifat takabur dan ujub atas jerih payahnya dikarenakan semuanya hanyalah berdasar kuasa Allah pemilik seluruh alam semesta, dan bukan semata-mata atas jerih payah kita.
Bersyukur, puncak dari setiap rangkaian ibadah seorang muslim yang taat adalah bersyukur kepada Allah SWT. Dengan bersyukur kepada Allah, seorang muslim diharapkan bersifat arif dan bijaksana dalam memandang sesuatu atas kuasa Allah. Syukur adalah suatu pembeda antara muslim yang taat dan muslim yang khilaf atas nikmat-Nya. Firman Allah :

Dan (ingatlah juga), takala Rabbmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. 14:7)
Dengan rangkaian ibadah diatas, maka pekerjaan yang kita lakukan akan bernilai lebih di hadapan Allah SWT. Bukan hanya dunia saja yang didapat, melainkan akhirat-pun termasuk didalamnya. Ridho Allah yang didambakan setiap umat akan lebih mudah dicapai dan bonus lainnya berupa rezeki yang barokah-pun dapat kita raih.
Semoga dengan bekerja dapat memberikan manfaat bagi kita sebagai seorang muslim secara lahiriah dan bathiniah.
Insya Allah, Amin ya Robbal Al Amin

Pertolongan Allah


Allahu Akbar, zat yang menguasai semesta alam yang maha pengasih lagi maha penyayang. Seorang yang mengaku bahwa dirinya seorang muslim tentunya sudah pasti tahu akan hal itu, tetapi apakah mereka benar-benar yakin atas pengetahuan mereka tersebut ? Apakah pernah mereka duduk bersimpuh untuk sekedar mengadu tentang segala permasalahan dirinya? Apabila mereka benar-benar yakin atas pernyataan tersebut, tentunya mereka tidak akan meminta pertolongan atas setiap permasalahan dirinya kepada selain Allah. Baik itu manusia lain, terlebih lagi kepada benda-benda yang sudah tentu tidak dapat memberikan syafaat apapun kepada mahluk hidup. Jadi sebaik-baiknya pertolongan adalah pertolongan Allah, dikarenakan segala cobaan dan ujian hanyalah bersumber kepada Allah yang Maha Agung dan segala penyelesaian juga bersumber kepada-Nya.
Al Qur’an adalah pedoman hidup bagi seluruh umat manusia, khususnya umat Nabi Muhammad SAW. Pertanyaan kali ini adalah apakah di dalam Al Qur’an dijelaskan petunjuk tentang jalan keluar dari segala permasalahan kita? Jawabannya adalah iya, di dalam Al Qur’an telah diajarkan tata cara meminta pertolongan segala permasalahan kita melalui pertolongan Allah. Pada surat Al Baqarah ayat 1 – 5 telah dijelaskan bagaimana cara seorang muslim meminta pertolongan kepada sang Khalik.






Alif laam miim. (QS. 2:1)
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. 2:2)
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)
Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS. 2:4)
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 2:5)
Dari ayat diatas dijelaskan pada ayat pertama, Alif laam miim. Ayat tersebut sering juga dikenal dengan ayat-ayat mutasyabihaat yang sebagian ahli tafsir menafsirkan sebagai ayat yang berguna sebagai penarik perhatian orang yang membacanya agar memperhatikan petunjuk yang akan diberikan dari Al Qur’an.
Pada ayat kedua dikatakan bahwa tidak adanya keraguan didalam Al Qur’an ini, yaitu kitab yang merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Jadi apabila kita sebagai seorang muslim ingin mendapatkan petunjuk dari Al Qur’an yang merupakan kitab yang tidak diragukan lagi kebenarannya, kita harus benar-benar beriman dan bertaqwa. Taqwa dalam artian yakin dan sungguh-sungguh melaksanakan perintah di dalamnya dan meninggalkan semua yang dilarang oleh Allah dan tertulis di dalamnya pula.
Lalu apa saja yang harus dilakukan oleh kita sebagai seorang muslim agar dapat menjadi orang yang disebutkan pada ayat kedua tersebut? Di ayat kelima dijelaskan bahwa orang yang memperhatikan itulah orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya, dan merekalah orang-orang yang beruntung. Dijelaskan bahwa hanyalah orang yang bertaqwa yang akan mendapatkan petunjuk dari Allah, dan terlebih lagi mereka adalah orang-orang yang beruntung. Alangkah bahagianya dan merupakan suatu idaman bagi setiap muslim untuk menjadi orang yang beruntung menurut Al Qur’an yang sudah dijamin kepastiannya oleh Allah.
Kemudian timbul lagi pertanyaan berikutnya, bagaimana cara yang harus ditempuh oleh seorang muslim agar mendapatkan petunjuk dari Allah? Hal tersebut dijawab oleh Allah melalui ayat yang ketiga, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Di ayat tersebut terdapat 3 langkah, yaitu :
1. Beriman kepada yang ghaib, hal ini sebelumnya telah diperjelas dengan adanya rukun iman yang mendasari kehidupan akhirat seorang muslim. Mengi’tikadkan dengan segala sesuatu yang maujud seperti halnya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat, hari akhir dan sebagainya dengan berdasar dalil-dalil yang ada. Dengan mengimani yang ghaib, maka akan membangkitkan rasa takut akan ketentuan Allah apabila kita merasa melakukan kesalahan dikarenakan yakin bahwa Allah itu ada dan tahu akan segala gerak gerik kita di dunia.
2. Mendirikan sholat, tentunya ciri utama yang dimiliki oleh seorang muslim adalah sholat. Sholat yang merupakan tiang dari agama ini merupakan media penghubung antara seorang hamba dengan penciptanya, yaitu Allah SWT. Dengan sholat dan senantiasa berdoa kepada Allah akan memperjelas pengabdian diri kita kepada-Nya dan meningkatkan rasa rendah diri terhadap Allah.
3. Menafkahkan sebagian rezeki yang dianugerahkan kepada kita, dalam hal ini ditekankan pengertiannya kepada sedekah. Sedekah tidak hanya berdampak kepada orang-orang yang menerimanya seperti orang-orang fakir, orang-orang miskin, kaum kerabat, anak-anak yatim dan lain-lain, akan tetapi nilai keikhlasan akan sedekah tentunya akan sangat berdampak besar tehadap diri kita sendiri. Dengan ikhlas dalam bersedekah sudah tentu akan menambah tingkat ketqwaan kita sebagai hamba yang memang tidak mempunyai daya dan upaya selain pemberian dan atas izin Allah.
Kemudian pada ayat keempat dijelaskan bahwa agar dapat bertaqwa dan mendapatkan petunjuk Allah adalah mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Dengan meyakini ayat keempat ini, kita senantiasa yakin bahwa Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-shuhuf yang tersebut dalam al-Qur’an adalah benar merupakan kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah dan disempurnakan dengan turunnya kitab yang terakhir, yaitu Al-Qur’an. Lalu dengan mengimani hari akhir, kita senantiasa yakin bahwa akan ada kehidupan yang kekal setelah kita mati. Akhirat merupakan tujuan akhir dari pencarian seorang muslim di dunia. Dengan meyakini hal itu, sudah tentu seorang muslim akan selalu memperbaiki diri dan senantiasa melakukan yang terbaik dalam menempuh jalan yang diridhoi Allah.
Sahabatku, dengan meyakini kelima ayat tersebut tentunya kita akan memperoleh kemudahan dalam mencari petunjuk Allah dan senantiasa menjadikan kita sebagai seorang muslim yang benar-benar bertaqwa kepada Allah. Dengan demikian, pertolongan apalagi yang akan kita harapkan selain pertolongan Allah. Bukankah Allah merupakan sumber penyelesaian dari segala masalah kita? Sehingga hanya dengan melalui pertolongan Allah lah kita akan menyelesaikan segala permasalahan kita dengan mudah. Sebagai seorang hamba, kita benar-benar tidak memiliki daya apapun untuk melakukan sutau hal kecuali atas izin dan pemberian dari Allah. Maka dari itu, marilah kita senantiasa memperbaiki diri kita sehingga pertolongan-pertolongan Allah itu akan lebih mudah kita terima.
Semoga kita menjadi salah satu hamba Allah yang bertaqwa dan mendapatkan petunjuk dari Allah,
Insya Allah, Amin ya Robbal Al Amin

Jangan Takut Hadapi Mati

Saat bicara kematian, biasanya, merupakan topik yang kurang disenangi dan diminati bagi sebagian orang. Kenapa? Karena, pada dasarnya, naluri manusia menginginkan hidup lama, bahkan kalau bisa hidup seribu tahun lamanya. Alloh SWT menyatakan dalam QS Al-Baqoroh 96, bahwasanya ada segolongan manusia yang ingin hidup seribu tahun lamanya.
“…masing-masing mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan Alloh maha melihat apa yang mereka kerjakan
Naluri ingin hidup lama, tidak hanya ada pada kita sekarang, namun sejak nabi Adam sekalipun. Ia ingin menetap di surga selama-lamanya. Sehingga dengannya, nabi Adam berhasil digoda tipu daya syetan. Melalui pintu ingin hidup panjang, syetan membisikan nabi Adam, agar melanggar larangan Alloh memakan buah khuldi. Sebagaimana tercantum dalam QS Thoha 120.
“Kemudian syetan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya dengan berkata,”wahai adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Banyak faktor yang menyebabkan orang takut atau cemas saat bicara kematian, merujuk pendapat DR. Quraisy Syihab, faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tidak mengetahui apa yang akan dihadapi setelah kematian 2) Menduga bahwa apa yang dimiliki sekarang jauh lebih baik dengan apa yang dimiliki nanti 3) Membayangkan betapa sulitnya pengalaman mati 4) Khawatir memikirkan terhadap keluarga yang ditinggalkan, dan  5) Tidak mengetahui makna kehidupan dan kematian.
Jika manusia cemas menghadapi kematian karena membayangkan sulitnya pengalaman mati, sebenarnya tidak pada tempatnya. Memang dalam al-Quran dan Hadits disebutkan bahwa ada kematian yang sangat menyakitkan, namun perlu diingat juga, ada kematian yang sangat indah dan menyenangkan. Dalam QS Annazi’at 1-2, Alloh SWT berfirman,
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.
Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.
Dalam kedua ayat ini, Alloh menggambarkan dua karakteristik manusia saat dicabut nyawanya, yakni dicabut dengan keras dan dicabut dengan lemah lembut. Dicabut nyawa dengan keras merupakan pengalaman kematian yang menyakitkan. Untuk kondisi ini, rosul mengumpamakan seperti duri yang ada dikapas, lalu duri tersebut ditarik dengan cepat sehingga kapas-kapas terbawa karena kerasnya tarikan. Ini, menjelaskan nyawa dicabut dari badan dengan cepat, keras, paksa dan menyakitkan.
Sementara itu, kondisi dicabut nyawa dengan lemah lembut, adalah proses kematian secara perlahan-lahan. Untuk kasus ini, diibaratkan seseorang yang ngantuk, lalu rebahan, lalu hilang kesadaran sampai ia tertidur lelap dan indah.
Faktor utama yang menentukan apakah manusia mengalami kondisi pertama atau kedua, tidak lain adalah keimanan dan amal sholeh. Saat manusia berlaku jahat, dosa dan maksiat bisa jadi ia akan merasakan kematian yang sakit, dipaksa dan cepat. Sementara bagi orang yang beriman dan beramal sholeh, kematian sebagai hal yang lezat dan indah
Dalam haditnya nabi bersabda, seorang beriman, saat menjelang kematian akan didatangi malaikat yang menyampaikan berita atau visualisasi tempat tinggal dan fasilitas apa yang akan dihadapi nanti. Bisa jadi istana atau bidadari. Maka tidak ada yang paling disenanginya, kecuali segera bertemu dan dicabut nyawanya.Sementara orang kafir, saat mati menjelang ia akan meraskana ketakutan untuk bertemu dengan tuhannya.
Jadi, bagi kita orang yang beriman, janganlah terlalu cemas mengadapi kematian. Yang paling utama adalah melakukan usaha terbaik mengumpulkan bekal menghadapi kematian. Kita siap kapan dan mana pun kematian menjemput. Jadikan kematian sebagai media untuk menumbuhkan semangat pengabdian kepada Alloh, dengannya kita tidak santai-santai untuk beribadah kepada Alloh.
Jadikan dunia sebagai sarana menuju kehidupam akhirat yang sempurna.  Sebagaimana Alloh SWT berfirman dalam Attaubah 38.
“…Apakah kamu lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.”
Dan terakhir jadikanlah kematian sebagai proses kelahiran kedua. Kematian merupakan proses evolusi menuju kesempurnaan hidup yang hikiki. Perpindahan dari satu negeri ke negeri lain sampai kita menetap di sana selama-lamanya.

Penjelasan Penciptaan Nabi Adam Dalam Al Quran

Al Baqarah

  • 30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." [Al Baqarah 30]
  • 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" [Al Baqarah 31] 
  • 32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana [Al Baqarah 32]
  • 33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" [Al Baqarah 33] 
  • 34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.  [Al Baqarah 34]
  • 35. Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. [Al Baqarah 35] 
  • 36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan." [Al Baqarah 36] 
  • 37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al Baqarah 37] 
  • 38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." [Al Baqarah 38] 
  • 39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [Al Baqarah 39] 

Ali Imran

  • 59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.  [Ali Imran 59]

An Nisa

  • 1. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[264], dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. [An Nisaa 1] 

Al Hujuraat

  • 13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [Al Hujuraat 13]

Al A'raf

  • 189. Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur." [Al A'raf 189] 
  • 11. Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. [Al A'raf 11] 
  • 12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah."  [Al A'raf 12] 
  • 13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina." [Al A'raf 13] 
  • 14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan."  [Al A'raf 14] 
  • 15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."  [Al A'raf 15] 
  • 16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,  [Al A'raf 16] 
  • 17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).  [Al A'raf 17] 
  • 18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya." [Al A'raf 18] 
  • 19. (Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim."  [Al A'raf 19] 
  • 20. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." [Al A'raf 20] 
  • 21. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",  [Al A'raf 21] 
  • 22. maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"  [Al A'raf 22] 
  • 23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.  [Al A'raf 23] 
  • 24. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan."  [Al A'raf 24] 
  • 25. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.  [Al A'raf 25] 

Thaaha

  • 55. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,  [Thaaha 55]

Al Hijr

  • 26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. [Al Hijr 26] 
  • 27. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. 
  • 28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk
  • 29. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud[796]
  • 30. Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, 
  • 31. kecuali iblis. Ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang sujud itu. 
  • 32. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" 
  • 33. Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" 
  • 34. Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, 
  • 35. dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat." 
  • 36. Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan[797]
  • 37. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, 
  • 38. sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan[798]
  • 39. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, 
  • 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis[799] di antara mereka." 
  • 41. Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya)[800]
  • 42. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat. 
  • 43. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. 
  • 44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. 

Al Isra'

  • 61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" [Al Isra 61]
  • 62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil." 
  • 63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. 
  • 64. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka[861]
  • 65. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga." 

Al Kahfi

  • 50. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884], maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.  [Al Kahfi 50]

Thaaha

  • 115. Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan[947] kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.  [Thaaha 115]
  • 116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.
  • 117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
  • 118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, 
  • 119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya." 
  • 120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi[948] dan kerajaan yang tidak akan binasa?" 
  • 121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia[949]
  • 122. Kemudian Tuhannya memilihnya[950] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. 
  • 123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. 
  • 124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." 
  • 125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" 
  • 126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan." 

Shaad

  • 67. Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar,  [Shaad 67]
  • 68. yang kamu berpaling daripadanya. 
  • 69. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala'ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. 
  • 70. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata." 
  • 71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." 
  • 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya." 
  • 73. Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, 
  • 74. kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. 
  • 75. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?." 
  • 76. Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." 
  • 77. Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, 
  • 78. Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." 
  • 79. Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan." 
  • 80. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, 
  • 81. sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." 
  • 82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, 
  • 83. kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka[1304]
  • 84. Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan." 
  • 85. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. 
  • 86. Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas da'wahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. 
  • 87. Al Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. 
  • 88. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi[1305].